7 Sabda Yesus Di Salib
Renungan Jumat Agung
Pdt. Darius Rinaldi
Sembiring MTh
Dalam
tradisi abad pertengahan, 7 kata terakhir Yesus menjadi sebuah doa devosi bagi
umat untuk memaknai misteri penderitaan dan wafat Kristus.
1.
“Tuhan, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”
(Luk. 23:34).
Kata-kata
itu merangkum bagaimana kekuatan kasih Allah yang mengatasi prasarat
apapun. Yesus pernah bersabda, “kalau kamu hanya mengasihi orang yang mengasihi
kamu, apakah jasamu? Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi orang yang membenci
kamu!”
Di atas kayu salib, Yesus mempraktekkan sabdaNya sendiri dengan meminta
ampun pada bapa atas perbuatan orang-orang yang menyalibkan dia. Sebelum
memasuki kematian, Yesus ingin berdamai dulu dengan dirinya, termasuk dengan
orang-orang yang berbuat jahat kepadannya.
Konflik dan kekerasaan hanya akan meninggalkan luka mendalam dan bekas
yang menyayat jika tidak segera disembuhkan. Yesus memberi contoh bagaimana
rekonsiliasi harusnya terjadi sedini mungkin, sebelum mendarah daging dan sulit
didamaikan.
Berdamai dengan Allah menuntut pula damai dengan sesama dan diri
sendiri.
2.
“Ibu itu anakmu” dan Yesus berkata pada muridNya, “Itu ibumu” (Yoh. 19:25).
Orang yang terlibat dalam sebuah penderitaan dan bersolider dengan
mereka yang menderita akan membangunsebuah komunitas baru, komunitas kasih.
Perjalanan Maria dan Yohanes di jalan salib Jesus menyadarkan mereka
bahwa mereka tidak sendiri, ada teman dalam perjalanan, ada kawan yang menopang
dalam kebimbangan.
Yesus makin menegaskan relasi mereka dan mempersatukan mereka dalam
pertautan yang lebih intim antara ibu dan anak..
3.
“Sungguh hari ini juga engkau bersama aku di firdaus” (Luk 23:43).
Rekonsiliasi membuahkan kehidupan baru. Tak ada kata terlambat bagi
setiap orang untuk berbalik lagi pada Allah, asal ia mau bertobat dan mengaku
dosa. Penjahat yang ada di samping Yesus menyadari sungguh bahwa hanya rahmat
Allah saja yang akhirnya bisa menyelamatkan dia. Dengan rendah hati dia berkata,
“Tuhan, ingat aku bila engkau masuk kerajaanMU”.
4.
“Allahku ya Allahku, mengapa engkau meninggalkan daku?” (Mark 15:34)
Salah satu ciri orang zaman modern ini adalah perasaan kesepian dan
kesendirian yang mencekam. Meski kini banyak sekali hiburan dan sarana
untuk bersenang-senang, malah disitulah orang bisa makin merasa sendiri dan
terasing dari dunianya.
Perasaan
sendiri, tak ada kawan, dan sepi juga dialami Yesus dalam penderitaannya di
salib. Meski ia tahu bahwa orang-orang yand dia cintai ada disampingnya,
akhirnya tetap dia sendiri yang harus menghadapi semua derita itu.
Sering kali orang lari dan tidak tahan menghadapi kesendirian dan
kesepian. Orang mencari penghiburan semu, yang akhrnya malah membuat ia makin
terpuruk pada kesunyian.
Desolasi hanya dapat dilawan dengan keberanian menatap hidup ini bersama
Allah.
5.
“Aku haus” (Yoh 14:28)
Kata-kata ini menggambarkan bagaimana orang tidak akan pernah selesai
untuk memenuhi keinginannya. Selalu saja ada rasa “Haus”, entah haus uang,
kuasa, tantangan, dsb.
Yesus menolak diberi anggur masam, karena ia dahaga akan Allah. Ia tidak
haus akan materi, tapi haus akan Tuhan yang bisa mengisi dan memenuhi kebutuhan
rohaninya.
Pernahkah kita juga merasa haus akan Allah? Mencarinya dalam kehidupan
di tengah kesibukan? Ataukah kita haus akan yang lain, yang hanya memberi
kepuasan sementara saja.
6.
“Sudah selesai” (Yoh. 19:30)
Kata-kata ini hanya dipunya oleh orang yang sudah matang, merasa bahwa
semua cukup dan tak akan berlebihan. Sudah selesai itu menandakan sesuatu yang
“menep”, tak ingin lagi ada impian, harapan yang belum terwujud, atau kehendak
yang ingin dipenuhi.
Orang yang bisa mengatakan “sudah selesai” adalah orang yang bisa
mengerti mana yang dia butuhkan, dan dia inginkan karena itu penting dan
urgent.
7.
“Ke dalam tanganMu kuserahkan jiwaku” (Luk 22:46).
Akhirnya ketika semua sudah selesai, orang hanya bisa berpasrah pada
Allah. Seperti halnya Simeon yang melihat bayi Yesus, dia berkata, “sekarang
Tuhan perkenankanlah hambamu berpulang karena aku sudah melihat keselamatanMu”.
Misteri
Jumat Agung mengantar orang masuk pada misteri kehidupan manusia yang paling
dasar, hidup dan kematian, relasi dan kesendirian, kepasrahan dan
pemberontakan. 7 Sabda terakhir Yesus merangkum semua itu dan mengajak kita
untuk terus bermenung sembari berjiarah mengikuti salibnya!
Selamat menyambut Paskah
Data Penulis
Nama : Pdt Darius Rinaldi
Sembirig MTh
T.T.L. : Medan, 03
Februari 1975
Melayani : di GBKP Jemaat Jadi
Meriah Medan
Jl Pintu Air II No 15, Kel. Mangga, Simpang
Selayang. Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar